Pemerintah Tanggapi Bendera Putih di Aceh Pascabencana
EPICTOTO — Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan bahwa pemerintah pusat mendengar dan memahami seluruh keluhan serta aspirasi masyarakat, termasuk fenomena pengibaran bendera putih di Aceh pascabencana. Dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Tito menegaskan bahwa pemerintah telah berupaya maksimal dalam menangani korban bencana di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
Permintaan Maaf dan Pengakuan Kendala
Tito Karnavian mengakui bahwa dalam proses penanganan bencana, mulai dari mitigasi, evakuasi, hingga distribusi logistik, masih terdapat berbagai kekurangan. Dengan kerendahan hati, ia menyampaikan permintaan maaf atas ketidakpuasan yang mungkin dirasakan masyarakat.
“Dengan segala kerendahan hati kami minta maaf bila ada kekurangan. Memang kendala yang dihadapi cukup besar karena medan yang cukup berat,” ujar Tito. Ia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia tetap berkewajiban untuk terus bekerja, mengatasi kendala, memperbaiki kinerja, dan memenuhi kebutuhan darurat korban di tiga provinsi tersebut secepat mungkin.
Makna Bendera Putih Menurut Gubernur Aceh
Sebelumnya, Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem memberikan penjelasan mengenai fenomena pengibaran bendera putih di sejumlah daerah terdampak banjir bandang dan tanah longsor. Menurutnya, aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas dan simbol permohonan bantuan, bukan tanda menyerah.
“Kalau bendera putih, menurut kacamata saya, sebagai solidaritas rasa simpati, dan rasa ingin dibantu. Bukan menyerah,” kata Mualem di Aceh Utara. Ia menjelaskan bahwa bendera putih dikibarkan untuk menarik perhatian dan kepedulian, baik dari dalam maupun luar negeri, terhadap kondisi yang dialami korban bencana.
Penanganan Bencana Memerlukan Waktu dan Upaya
Mualem juga menegaskan bahwa proses penyaluran bantuan dan pemulihan pascabencana tidak dapat dilakukan secara instan. Baik pemerintah provinsi maupun pusat terus berupaya, namun tantangan di lapangan sangat kompleks.
“Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hari ini banjir, besok dibangun infrastruktur, kan tidak mungkin. Kita lihat sendiri, kita bukan duduk diam, pemerintah pusat juga bukan duduk diam. Kita semua mengusahakan yang terbaik,” pungkas Gubernur Aceh tersebut.
